Selasa, 18 September 2012

Aku dan Sempurna

Hari ini kayanya gue lagi mau mencurahkan apa yang ada di pikiran gue deh. Ya sesuailah dengan judul blog gue "What's On My Mind", gue ngerti kok kalau ada yang bilang gue nyontek sama facebook. Oke, mas Mark izin coppas ya, baik deh kamu (ih apa deh nih kalimat pembuka).

Kenapa ca judulnya aku dan sempurna? Sebab musababnya adalah karena gue lagi bete banget sama sempurna hari ini. Gara-gara pertanyaan Arif sih yang bikin gue mendadak ngutu, tak bergerak, tak bersuara, bingung, rasanya kaki udah gemeteran, suara gemeteran, muka udah panik setengah apa deh terserah. Tapi kayanya enggak ada yang perhatiin itu deh, gurunya pun tidak, apalagi Arif yang terkenal sebagai gudang pertanyaan. Jujur aja, gue enggak yakin tuh Arif dengerin, kalau dia dengerin enggak mungkin deh dia nanya dulu judul novel yang gue parafrasakan.

Ya emang sih gue akuin banget kalau gue yang salah di sini karena gue enggak terlalu nguasain ceritanya, sebenarnya bukan enggak kuasain sih, cuma nervous yang menguasai gue saat itu. Udah gue ngutu kaya gitu, gurunya enggak ngertiin dia maunya gue jawab pertanyaan Arif dan setelah gue jawab malah diketawain apes ah.

Ketika perjalanan pulang gue mikir (cie punya pikiran), kenapa tadi enggak gue jawab asal aja, kenapa gue harus mikirin jawaban yang sesuai dengan apa yang ada di dalam novel? Toh gurunya enggak baca itu novel meski beliau memerhatikan apa yang gue ceritain.

Pada akhirnya gue kepikiran harusnya gue bisa jawab dengan alasan:
1. Novelnya sempurna karena dibumbui oleh kisah benci dan cinta yang membuat kehidupan para tokoh menjadi sempurna.
2. Sempurna karena dengan adanya kejora di kehidupan Awang dapat mengubah perasaannya, mengobati luka hatinya, membuatnya merasakan kembali jatuh cinta pada orang lain. Semua itu membuat hidup Awang lebih sempurna dari sebelumnya.
3. Novelnya sesempurna dengan isinya yang berisi paket lengkap, yaitu paket humor ada, paket emosi ada, paket romantis ada, dan semuanya terasa sempurna.

Kenapa gue enggak jawab kaya gitu coba? malah ngutu, diem, stuck enggak jelas, cuma maju mundur memikirkan apa tagline di bawah judul sempurna karena dirasa itulah jawaban sesungguhnya. Oke sekarang gue inget tagline-nya adalah "Karena mencintaimu tak memerlukan alasan", iya cinta memang tak memerlukan alasan karena itulah cinta terasa sempurna bagi yang merasakannya. Oke fix Sempurna bikin galau.

Special thanks to nonier yang udah bikin novel sempurna yang akhirnya gue pilih untuk diresensikan, lalu untuk guru bahasa dengan tatapan sindirannya, tak lupa untuk Arif yang udah melontarkan pertanyaan jahatnya, dan satu lagi buat Rosi yang ada di depan gue, yang menambah rasa tegangan tinggi di diri gue (kamuflase). Hehe. Thanks for today, semoga enggak nervous lagi deh, biar pede dan enggak gemeteran.

2 komentar:

  1. Halo, Rosa. Wah, tersanjung deh kamu udah pilih Sempurna untuk tugas sekolah ;). Makasih ya. Salam buat Arif dan gurunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak, wah saya lebih tersanjung lagi karena berkesempatan dikunjungi penulis. Oke nanti disalamin deh ya, makasih atas kunjungannya sukses selalu, semoga aku bisa seperti kakak :)

      Hapus