Senin, 26 Januari 2015

Mencoba Rela

Selalu ada wawasan baru setiap kali mendengarkan orang berbicara, selalu ada hal menarik yang dapat diambil sebagai pelajaran, dan selalu ada hal yang membuat kita sadar akan sesuatu yang selama ini bisa jadi tak pernah dilihat.

Aku pernah merasakan berjuang bersama orang-orang hebat dalam kurun waktu satu tahun, mereka semua orang hebat tanpa terkecuali. Kami dipertemukan dalam sebuah organisasi yang tidak dapat dikatakan kecil, sebuah organisasi yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya akan ada di dalam hidupku.

Pendidikan satu tahun yang kujalani bersama mereka membuatku banyak belajar dari hal kecil sampai hal yang besar. Dari mereka aku tahu cara menghargai orang lain, cara memahami karakter orang lain yang mungkin sulit untuk diubah, menerima kekurangan satu sama lain dan menutupinya dengan kelebihan masing-masing. Ah pokoknya begitu indah masa perjuangan itu, sampai suatu ketika mereka harus pergi satu persatu meninggalkan lingkaran itu.

Sempat diri ini berpikir untuk pergi menjauh juga, namun pada akhirnya aku memilih untuk bertahan karena masih ada yg memintaku untuk berjuang bersama dan aku tidak memiliki alasan yang kuat untuk pergi.

Sekarang aku sadar, kekeluargaan yang selama ini kita bangun masih kurang. Dariku sendiri aku masih sering memaksakan kehendak agar mereka tetap bertahan tanpa pernah melakukan pendekatan kepada mereka dan menanyakan apa sebenarnya alasan mereka. Akhirnya hari kemarin aku sadar, bahwa kekeluargaan seharusnya tidaklah memaksa mereka untuk bertahan, namun terus mendukung apa yang dicita-citakannya dan apa yang ingin mereka gapai. Sudah jelas mereka itu memiliki tujuan hidup, visi ke depan, kalau memang meninggalkan organisasi ini adalah pilihan yang terbaik dan memudahkan mereka dalam menggapai semua impiannya, lalu kenapa harus terus memaksa di sini?

"temen lu enggak akan biayain full kehidupan lu, sedekat apa pun lu dengannya"

"lu akan tetap bekerja dengan diri lu sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup lu, paling temen lu cuma kasih link dalam hal memudahkan lu mendapatkan pekerjaan"

"kalau kepuasan hati bisa di dapat di luar sana, kenapa tidak?"

"keluarlah dari zona nyaman lu dan fokuslah pada tujuan hidup lu"

Itu kalimat-kalimat yang membuatku sadar bahwa sesuatu yang dipaksa tidaklah lebih baik.

Kamis, 01 Januari 2015

Hemm...

Pernah enggak sih merasa berada di posisi serba salah?
Atau merasa berada di posisi yang tak dianggap?
Kalau pernah mau tanya deh lebih sakit berada di posisi mana?
Serba salah atau tak dianggap?
Atau sebenarnya kedua rasa tersebut tidak bisa dibandingkan?
Tolong siapa pun kamu, dari planet mana pun kamu berasal, bagi yang tahu jawaban akuratnya bantu aku....