Kamis, 10 Oktober 2013

MaBa

Gimana sih rasanya udah jadi mahasiswa? Jawabannya adalah penuh konspirasi hati dan jadi mengerti labilisasi ekonomi serta mencoba melakukan kontroversi hati nurani.

Tadi gue ngetik apa deh? Mohon dimaklumkan ya sob, jadi seperti biasanya gue belum bisa tidur dan sebagai pengantar tidurnya gue akan mendongeng di blog pribadi, hitung-hitung sambil menyelam minum air gitu.

So, gimana nih rasanya jadi mahasiswa? Setelah gue jadi mahasiswa gue jadi tahu dan mengerti bahwa apa yabg ditulis oleh Arief Muhammad (@poconggg) dalam blogdetiknya adalah benar. Jadi mahasiswa itu bukan sekadar pergi ke kampus terus mejeng habis itu dapat pacar seperti yang ada di ftv atau sinetron.layar kaca Indonesia.

Mahasiswa enggak beda jauh sama pelajar, masih harus ngerjain tugas ini itu apalagi sekarang semua tugas seperti tugas pendidikan agama waktu di SMK. Maksudnya? Iya jadi tugas agama waktu di SMK selau diminta membuat makalah dan presentasi bedanya kalau dulu hanya agama sekarang semua pelajaran gitu.

Kalau dari sisi lingkungannya bagaimana nih? Pasti seru dong dapet teman dari luar Jakarta juga? Jawabannya iya seneng sih, tapi kalau lagi dimarahin sama orang luar Jakarta dan Jawa (misal: Sunda) paling cuma bisa bengong dan dengerin apa yang dia omong tanpa tahu maksudnya. Kaya bayi yang disuapin tanpa protes atau bertanya makanan apa yang dimasukkan ke perutnya melalui mulutnya.

Sebagai mahasiswa baru gue juga harus bisa beradaptasi dengan adanya perbedaan-perbedaan yang ada, harus tahan dengan asap rokok karena rata-rata temen cowok gue adalah perokok aktif, dan gue juga harus kebal dengan apa yang terlontar dari mulut orang-orang di sana.

Terkadang gue suka sebel dengan orang-orang yang berada di sekitar gue, mereka enteng banget mengatakan @#%&&*/ (disensor ceritanya kaya yang di tipi). Rasanya gue mau ambil cabe terus nyabein mulut-mulut yang omongannya kasar biar baik-baik aja yang keluar dari lidahnya. Sayangnya gue siapa? Cuma mahasiswa baru hah.

"Kamu adalah bagaimana lingkunganmu", membaca kalimat itu gue jadi mikir kalau nanti gue jadi kasar dan mudah berkata-kata kasar bagaimana? Kakak kelas yang tadinya enggak merokok aja bisa berubah jadi perokok karena lingkungan.

Emm tapi gue harus yakin kalau gue tetep bisa menjadi gue apa adanya. Segala sesuatu selalu ada pilihan tinggal tergantung kita mau pilih yang baik atau yang terbaik di kehidupan kita.

Udah dulu ah udah agak lama nih respon qwerty-nya hehe babay dan selamat malam semoga malam jumatmu menyenangkan :)