Rabu, 19 Desember 2012

Relakan yang Telah Pergi

Putus adalah hal yang menyakitkan yang pernah ada dalam sejarah pacaran. Apalagi doi memilih jalan putus dengan alasan klise dan berbelit-belit. Riko terlanjur menyayangi seseorang bahkan saking sayangnya dia masih belum rela dengan hari resmi putusnya hubungannya dengan pacarnya.

"Aku mau putus sama kamu bukan karena aku enggak sayang lagi, tapi karena aku mau fokus", begitu ungkap perempuan itu, namun apa bukti nyatanya? Perempuan itu sekarang justru teramat dekat dengan seorang cowok yang juga dikenal Rio.

Awalnya Riko mencoba percaya dengan banyaknya alasan yang diutarakan Nana, namun melihat ini semuanya membuat hati Riko tercabik-cabik. Ia bukan lagi belum rela diputuskan secara sepihak, sekarang ia juga enggak rela kenapa harus ada kebohongan di ujung komitmen indah ini.

"Sudahlah, kau ini cowok mengapa kau terus meratap seperti ini? Semakin kau seperti ini semakin terlihat betapa lemahnya kau", kakak Riko dengan tegasnya memperingati adiknya yang mulai hilang akal dengan kegalauannya.

"Ku berlari kau terdiam ku menangis kau tersenyum", Riko bukannya berhenti meratap ia justru semakin bertambah galau dan ikutan menyanyi bersama suara mp3 yang sedang berputar.

"Riko, jangan sampai kamu depresi cuma gara-gara merasa terkhianati seperti ini", sekali lagi kakaknya menegur.

"Siapa yang depresi sih ka? Ogah juga depresi cuma gara-gara dia. Aku bahagia kok melihat dia dapat tersenyum bersama dengan orang yang dipilihnya sekarang, tapi kenapa harus dengan cara berkhianat seperti ini? Sepertinya memang perpisahan ini lebih baik daripada aku disakiti lebih lama, baiknya dia mau memikirkan hatiku segini jauhnya", Riko memang tersenyum namun dari matanya terlihat jelas kesedihan itu.

"Relakan dia pergi, percayalah Tuhan telah menyiapkan jodoh untukmu tentunya lebih baik dari dia", kakaknya mengelus bahu Riko pertanda prihatin dan memberi dukungan.

"Terima kasih ka, aku juga berusaha melupakan bahwa kita pernah bersama", Riko berusaha tegar.

"Jangan terlalu niat untuk melupakan karena itu tidak akan pernah terwujud, melupakan yang sesungguhnya adalah dengan tidak melupakan. Kalau bisa enggak pake niat melupakan sebelumnya", nasihat kakaknya dan Riko pun mengangguk paham.

Riko pun tersadar dengan sendirinya, walau masih sedikit galau tapi hari-harinya kini lebih berwarna setelah mengikuti saran dari kakaknya.

HARUS TERPISAH - CAKRA KHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar