Minggu, 08 Februari 2015

Tentang privasi

"Gue berhak enggak menjawab dari pertanyaan lu kan?", itu kata seorang anak berumur 19 tahun waktu itu, dia temanku.

Sepertinya aku harus mulai menerapkannya. Ah entah gue yang terlalu kepo atau apa ya. Hari ini ada orang yang tiba-tiba nyapa gue dan menceritakan sesuatu, lalu ketika kutanya dia malah menjawab "ah enggak ah". Aku berpikir, "lho, ini orang niat cerita atau enggak sih, kenapa harus buat orang lain penasaran dengan cerita setengah-setengahnya?". Aku juga jadi berpikir mungkin dia belum sepenuhnya percaya padaku, karena aku pun sadar kepercayaan itu mahal harganya.

Throwback ke percakapan beberapa hari lalu. Dia (orang yang cerita) mengatakan seperti ini "kok lu enggak pernah cerita ke gue? Kan kita temen curhat", emm mungkin jawabannya adalah aku belum bisa cerita karena dia juga belum sepenuhnya memercayaiku. Ah tapi itu kan hanya perspektifku saja, mungkin dia punya alasan lain.

Hari ini aku sadar, mungkin dia termasuk orang yg memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dariku karena sifatnya yang terlalu pribadi. Baiklah aku mencoba untuk menghargai privasi itu.

Satu pelajaran hari ini:
Enggak perlu terlalu kepo untuk masalah orang lain, karena orang itu belum tentu mau menceritakan masalah pribadinya. Toh, kalau dia percaya pendengarnya bisa memberikan solusi terbaik dia juga akan cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar