Rabu, 21 Maret 2012

Kejutan HBD (Happy BirthDay)

            #CeritaHariIni mengenai kejutan kejutan yang terjadi dari divisi bagian umum, tepatnya kemarin sih peristiwa terjadinya. Awalnya salah satu staf ada yang membawa sebuah kotak dan terlihat seperti kotak makanan, secara spontan divisi itu dihujani berbagai celotehan karenanya.
“Mba Lufi HBD ya? Horeeee, selamat ya selamat”, mungkin karena tradisi kalau ada yang ulang tahun, dapat arisan, pulang dari dinas, atau sebagainya akan menaruh cemilan di tempat yang telah disediakan.
Tidak ada satu pun makanan, bukannya kecewa justru bertambah heboh dengan ide konyol yang terlontar dari mba Siska dan mba Maya. Mereka telah sepakat apabila ada yang masuk ke divisi tersebut akan disoraki “blablabla (nama orang yang datang) HBD yaa selamat selamat” dan diiringi lagu serta tepuk tangannya. Alhasil bagian umum sangat ramai di hari yang masih pagi.
Tak lama mba Lufi kembali dengan membawa dua kotak kue yang satu rasa coklat dan satunya lagi rasa keju. Kejadian sebelumnya terulang, staf di sana langsung menyerbu mba lufi dan mengucapkan “HBD ya mba semoga panjang umur”, dan ada beberapa yang menyertakan cipika cipiki. Mba Lufi juga menikmati permainan itu. Aku yang melihat hanya tersenyum kecil dari meja yang aku tempati.
Setelah ditawari barulah aku mengambil satu potong kue rasa coklat maklum Cuma anak magang jadi sedikit pemalu. Kebetulan mas Nova tidak ada di tempat, ide untuk mengerjai orang terbit lagi di benak mba Siska dan mba Maya. Mereka bersekongkol untuk mengucapkan selamat ulang tahun, menjabat tangannya, dan memberikan kue. Benar-benar terlihat seperti orang yang diberi sureprise karena ulang tahun bukan?
“Mas Nova tuh”, mas Pena bersuara ketika melihat mas Nova sudah turun dari ruang dirut dan ternyata nyangkut dulu.
Semuanya sangat menunggu momen ini karena ingin melihat raut bingung milik mas Nova, berhubung ada yang mengajak bercakap-cakap di depan lift yang ditunggu tak kunjung datang padahal posisi masing-masing orang sudah sangat siap.
“Greekk”, pintu terbuka, tapi semuanya harus kecewa karena ternyata bukan mas Nova yang masuk. Semuanya masih dalam posisi harap-harap cemas sampai lumutan kali tuh kelamaan nunggu.
“Greekkk”, yang ditunggu akhirnya datang juga.
            Mba Siska membawa sekotak bekas kue yang ternyata sudah kosong sedangkan mba Maya membawa kotak satunya lagi yang masih berisi sepotong kue rasa keju.
“HBD ya mas, horeee”, mereka berdua langsung menghampiri mas Nova. Staf lain mengiring ucapan dan tepuk tangan. Mas Pena mendokumentasikan wajah bingung milik mas Nova.
Melihat kebingungan yang muncul di wajah mas Nova, aku tak sanggup lagi menahan geli begitu pula staf lainnya akhirnya semua tertawa, bahkan agen yang mengerjai mas Nova (mba Siska dan mba Maya) sampai terjongkok saking ngakak dan ngukuknya.
“Suruh pegangan tuh mas Novanya kasian kebingungan”, celetuk mas Pena setelah berhasil mengambil foto.
Seharian itu benar-benar dipenuhi canda tawa, tetapi ketika tiba siang hari ada sedikit ketegangan karena mba Siska hampir saja tertimpa brankas, tapi Alhamdulillah semuanya bergerak cepat dan mba Siska masih mampu untuk menahan brankas tersebut.
Setelah membenarkan brankas ke posisi semula semuanya menghibur.
“Kualat tuh Sis, tadi ngerjain orang sih”, tegur salah satu staf, tapi dengan nada bercanda tentunya.
“Horeeeee HBD ya Siska”, mendengar kalimat itu terucap semuanya langsung tertawa, suasana yang tadinya tegang menjadi cair kembali dalam sekejap.
Ketika waktu sore tiba, mba Muti menaruh sekotak makanan lagi dan semuanya langsung menyerbu tanpa perintah.
“HBD yaaaa Muti”, begitulah ucapan wajib hari itu diiringi dengan gelegar tawa.
Serbuan mereka terlihat seperti antre sembako atau BLT sungguh unik.
“Ampun deh temen temen gue di bagian umum predator semua dah”, ceplos salah seorang.
“Sembakonya udah habis, tadi sempet ada yang keinjek-injek juga”, cerita mas Willy dengan sangat berlebihan dan seperti benar-benar berada di tengah-tengah orang mengantre sembako gratis.
“Lu Will parah banget temen sendiri disikut-sikut bener-bener menjiwai dah”, komentar yang lainnya melihat tingkah mas Willy saat sedang berebut makanan.
Mba Siska yang tadi paling semangat sekarang hanya menyemangati dengan teriak, tertawa, dan bertepuk tangan dari meja kerjanya karena Ia masih trauma akan cerita brankas tadi.
Aku tidak ikut menyerbu, tapi aku diberi satu kotak makanan yang berisi 3 jenis cemilan. Kekeluargaan di sana semakin terasa lekatnya, tapi sebulan lagi waktu  praktekku selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar