Selasa, 13 Agustus 2013

Lempar Terima Kasih dan Maaf

Rasanya banyak sekali yang ingin gue ceritakan di sini tentang kebahagiaan, kegalauan, keindahan hidup, dan lain sebagainya. Tapi apa daya, acap kali gue kepikiran untuk membuat postingan keberadaan gue sedang tidak berada di depan laptop seperti sekarang. Giliran udah kaya sekarang nih di depan laptop bingung deh mau nulis apa haha dasar manusia. Udah nyoba sih untuk ditulis dulu di catatan telepon genggam, eh malah merasa enggak perlu untuk di share. Aish ada-ada saja ya.

Sekarang gue enggak tahu juga mau nulis apa kondisi gue lagi enggak stabil nih kadang suka galau sendiri, tapi kadang senyum-senyum sendiri, terserah deh kalau dibilang aneh ya. Basa-basi gue udah cukup belom? Udah ya oke gue masuk ke inti deh.

Postingan ini gue bikin khusus untuk seseorang di sana, seseorang yang membuat semangat gue terpacu. Gue enggak mau menyebut nama dia, tapi kita sebut saja sebagai DIA. *serius woy*. Kenapa gue mau berterima kasih sama dia? Karena ada banyak hal yang menjadi cerita di antara kami, dari dia gue belajar banyak hal yang sebelumnya cuma gue anggep remeh. Misalnya tujuan hidup, selama ini gue selalu jalani kehidupan gue mengalir adanya seperti mengerjakan PR di sekolah, enggak menaati aturan hehe, gue enggak mikirin untuk apa gue hidup, apa passion gue untuk masa depan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan tujuan hidup. Akhirnya gue tersadar bahwa gue harus mulai memikirkan tujuan hidup gue itu apa kalau enggak mau masa depan gue lontang-lantung enggak jelas. Sepertinya gue mulai mendapat hidayah dan pencerahan melalui update-an status-status dia yang semakin dewasa dan bijak karena statusnya yang telah berubah dari siswa menjadi mahasiswa.

Selain itu gue juga mengucapkan terima kasih untuk dia karena sudah beberapa kali memberi semangat agar gue menjadi anak yang baik, penurut, dan juga rajin belajar. Rasanya gue seperti memiliki kakak, maklum deh anak sulung begini apalagi di silsilah keluarga gue termasuk anak yang paling tua (enggak memiliki kakak kandung dan juga kakak sepupu). Gue inget banget kata-kata dia "yang penting sekarang lo fokus UN dan SNMPTN", walaupun gue enggak ikut bimbingan belajar saat itu seperti teman-teman lainnya yang memiliki niat sama ingin masuk perguruan tinggi, namun gue seperti tersuntik semangat darinya.


Dia menjadi contoh untuk gue mulai dari nilai ujian nasional matematika yang mendapat nilai sempurna sampai lulus SNMPTN (waktu itu SNMPTN tertulis belum ada SBMPTN) tanpa mengikuti bimbingan belajar. Gue kagum akan beberapa hal yang menonjol dari dirinya sampai gue memiliki tekad gue harus bisa seperti dia mendapat nilai sempurna pada ujian matematika. Hasil yang gue dapatkan dari suntikan semangatnya, kerja keras gue, dan tentunya kehendak Allah SWT sungguh mengagumkan. Gue emang enggak mendapat nilai sempurna pada ujian matematika karena salah satu soal dan juga gue enggak lulus SBMPTN, melainkan lulus ujian Mandiri di universitas yang sama dengannya. Kebanyakan teman-teman gue beranggapan gue masuk sana karena ingin mengejar dia, tapi bukan itu alasan yang sesungguhnya, gue menuruti kemauan orang tua yang meminta gue melanjutkan pendidikan di Jakarta.

Banyak banget rasa terima kasih yang mau gue ungkapin ke dia, tapi gue enggak mampu mengucapkannya secara langsung. Gue merasa dia mulai berubah sikap ke gue, dia yang pembawaannya penuh canda tawa, penuh basa-basi, penuh pertanyaan, dan penuh lainnya sekarang berubah. Rasanya dia mulai berubah semenjak sahabat-sahabat gue sering membicarakannya di sosial media twitter, perasaan gue mengatakan dia enggak suka jadi topik pembicaraan seperti itu walaupun seringkali dia mengatakan "enggak apa-apa kok santai aja lagi", sayangnya gue enggak bisa membaca pikiran dia. Beberapa kali gue menceritakan masalah ke sahabat-sahabat tersayang gue (Ani dan Ullya) mereka mengatakan bahwa gue harus berfikir positif, bisa saja dia berubah karena memang dia sedang sibuk.

Banyak hal yang ingin gue tanyakan ke dia banyak sekali, tapi lagi-lagi gue udah merasa dia jauh dan tidak seperti dulu. Ada ketakutan setiap kali mau mengirim SMS seputar pertanyaan ke dia akhirnya gue kirim ke teman gue yang statusnya masih sama-sama calon mahasiswa.

Gue inget iklan tokobagus.com yang begini "maaf tidak dijual di tokobagus.com karena maaf datangnya dari hati", semoga dia mau memaafkan kesalahan gue.

Andai dia baca gue cuma mau minta maaf kalau memang perasaan gue benar adanya, kalau memang dia menjauh karena tidak suka dijadikan topik pembicaraan di jejaring sosial (dia kan bukan artis jadi wajar). Andai dia baca gue cuma mau dia tahu kalau gue rindu sosok kakak yang kerap kali ditunjukkannya ke gue walaupun sebenarnya lebih tua gue 15 hari (ini gue udah cukup frontal, semoga dia sadar). Andai dia baca gue cuma mau bilang terima kasih selama ini udah membuat gue merasa memiliki kakak, dan andai dia baca gue cuma mau dia bisa mengerti kenapa gue memilih untuk membuat postingan ini daripada mengirimkan langsung via SMS atau via sosial media. Thank you so much brother, semoga lo sukses selalu ya :')

Darwis Tere Liye
Masukkan satu apel busuk ke satu keranjang buah. Maka akan cepat sekali, ikut busuk buah2 lainnya.
Hei, lantas kenapa orang membiarkan satu pikiran negatif melintas dan masuk ke dalam hatinya? Padahal itu juga bisa merusak satu hari yang indah, bahkan berminggu2 waktu yang seharusnya menyenangkan? Segera buang.

Oke, mulai sekarang gue akan berusaha berhenti untuk berfikir negatif bahwa dia membenci gue atau menjauh dari gue karena itu salah satu pemikiran tidak sehat, kan? Maaf ya bro sekali lagi maaf dan terima kasih :')

1 komentar:

  1. blognya kren :)
    ditunggu kunjungan baliknya ya :D
    http://fahmifroro.blogspot.com/

    BalasHapus