Rabu, 02 Januari 2013

Car Free Night

Whoaaaa enggak terasa sudah tahun 2013 saja ya. Rasanya tuh baru kemarin gitu ketemu sama keluarga baru gue di SMK 8 , iya keluarga beru yang namanya Society People Of Accounting One. Ah, jadi inget suka duka bersama mereka.

Oke, tahun baru pada ke mana? Gue sih awalnya sama sekali enggak ada niatan buat ke mana-mana sampai akhirnya jadwal itu menghampiri gue dengan sendirinya. Oh iya udah pada buat resolusi? Emm, kalo gue sih enggak pernah bikin yang kaya gituan. Kayanya gue lebih suka menggunakan prinsip Just Let It Flow ya.

Gue tahu kok kalau Just Let It Flow itu sebenarnya enggak baik juga, kita terkesan enggak punya prinsip atau tujuan yang pasti. Jangan salah ya, gue dan semua orang di belahan dunia manapun tempat mereka berpijak pasti memiliki tujuan hidup baik tujuan secara singkat maupun perencanaan tujuan hidup yang sudah meluas hingga beberapa tahun ke depan.

Nah ya soal resolusi gue ngeliat banyak banget yang berharap bagaimana kehidupan mereka di tahun 2013 nantinya. Ada yang berharap lulus UN (dan gue mengamini dalam hati setiap membaca tulisan ini), ada yang berharap bahasa Inggrisnya lancar (gue turut menyumbang aamiin). Sampai-sampai ada juga yang permohonannya tidak wajar seperti "Semoga di tahun 2013 gue enggak jadi tuna asmara lagi", ya membaca itu gue ikutan berharap semoga dia enggak lupa jodoh udah ada yang ngatur.

Selain yang membuat resolusi tentu ada juga yang menegur, ya namanya juga hidup perbedaan itu biasa. Contohnya ini.



Baca yang "tiap tahun buat resolusi tapi ga ada action sama aja boong"  membuat gue mengurungkan niat untuk membuat resolusi. Awalnya sempat kepikiran membuat resolusi di tahun 2013 yang ditulis di blog, tapi setelah gue pikir-pikir lagi bener juga apa kata Oci. Takutnya nanti itu resolusi cuma akan menjadi sekadar tulisan belaka yang memenuhi postingan blog gue, akhirnya gue menyimpan resolusi itu di dalam pikiran saja. 

Hem, malam tahun baru. Tahun ini Gubernur baru Jakarta membuat pesta yang bernama Car Free Night. Awalnya enggak ada niatan tuh gue ke sana, apalagi setelah kemarin asyik berlibur di puncak eh maksudnya menginap di rumah Miftah bersama beberapa anak SPACE lainnya. Tapi akhirnya Maya dan Nisa sahabat sewaktu SD dulu ngajak gue untuk ikut bersepeda bersama mereka merasakan indahnya Car Free Night. 

Begini nih penampakannya...

Gue bersama Maya dan Nisa ada di salah satu mereka, mungkin nyempil

 Sesampainya di sana, tapi bukan di bundaran HI, udah enggak bisa sih kita ke sana, tapi bersyukur juga jadi akses pulang enggak sesusah yang berada di kumpulan manusia yang menyaksikan penghitungan mundur pak Jokowi. Di sana gue numpang makan nasi goreng seharga 10ribu rupiah dan sempat-sempatnya gue berharap ada si Armuh di bejubel padatnya manusia malam itu. Aduh ini pemikiran yang absurd dan kamseupay sekali jelas-jelas Car Free Night sedangkan Armuh selalu bawa-bawa karyo ke manapun dia pergi, mereka memang sepasang kekasih yang abadi. Hehe. Semoga dia enggak pernah baca ini.

Setelah puas melihat kembang api kami bertiga pun bersiap-siap untuk kembali ke habitat di Jakarta Selatan. Gue sama Nisa sempat kehilangan Maya, enggak kebayang kalau hape anak itu benar-benar mati dan tidak dapat dihubungi lagi, mungkin akan lain ceritanya. Rupanya Allah SWT berbaik hati mempertemukan kembali di halte transjakarta Dukuh Atas 1. Terima Kasih ya Allah *sujud syukur*.

Rasa haus pun melanda tenggorokan kami, mana air yang dibawa Maya gue habiskan lantaran seret makan nasi goreng tadi. Nisa anak yang baik hati akhirnya beli satu botol aqua untuk berame-rame #EnggakMauRugi #OngkosPelajar , nyokap gue pun sms mengkhawatirkan. Hari itu emang first experience pulang larut malam kaya gitu. Sebelumannya mana mau gue kaya begitu.

Sms dari nyokap membuat gue bener-bener merasa bersalah dan merasa jadi anak paling bandel yang pernah dikirimkan Allah SWT kepadanya. Arrggghhhh gue enggak bermaksud kaya gitu, tapi mau gimana lagi? Nyokap gue yang serba kepikiran dengan omongan tetangga dan gue sebagai anak yang seringnya enggak mau mikirin omongan tetangga. Karena menurut gue "Gue bukanlah pribadi yang mereka perbincangkan". Kalimat itu tentunya untuk beberapa hal yang tidak ada pada pribadi gue, maklumlah kesalahpahaman atau perbincangan buruk tentang pribadi kita pasti ada kok. Namanya juga kehidupan.

Sampai di rumah, gue enggak bisa balikin sepeda yang gue pinjem dari Maya. Akhirnya dia nenteng dua sepeda. I'm so sorry May. Dan gue hanya bisa meratapi isi sms nyokap sambil menangis., nyokap enggak marah aja gue udah bersyukur. Nyokap gue emang enggak marah kok hanya saja gue disuruh cuci baju yang seambrek banyaknya, ya gue terima namanya juga uudah berbuat salah.

Intinya gue cuma mau terima kasih sama semua orang yang peduli sama gue dan bener-bener mencintai gue apa adanya sehingga mau mendukung setiap detik kehidupan gue. Yang pasti ucapan terima kasih dan rasa syukur selalu kupanjatkan kepada Allah SWT. Semoga setiap tahun yang gue lewati tak pernah lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah didatangkan-Nya di setiap pilar kehidupan gue. Aamiin.

2 komentar:

  1. blognya baguus hehe, apa adanya antep.
    tapi yang namanya resolusi tetep mesti ditulis, seenggaknya ada yang ngingetin kita kalo kita lupa akan resolusi itu, di kamar atau engga di hp juga boleeh hehe. semangat ngebloog:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banyak Silmy :)
      Iya, tetep ditulis kok di hati dan pikiran *eh .. Di binder juga :) Makasih kunjungannya

      Hapus